Umbul Ponggok - Klaten |
Berangkat dari rumah, sekitaran Pabrik Gula Gondang
Winangun, kurang lebih jam 10 pagi, sampai tujuan sekitar jam 11 menjelang siang. Memakan waktu
memang, karena kami tersesat beberapa kali dan harus tanya warga lokal. Walaupun
notabene saya asli Klaten tetapi jarang main di sekitar kota sendiri. Agak
tidak membanggakan memang, tetapi mau gimana lagi, kota-kota tetangga menawarkan
situasi dan tata kota yang lebih nyaman dan asyik. Dibilang tidak bangga dengan
kota sendiri? Jujur, memang! Mengapa? Maaf, lagi-lagi masalah aparat pemerintah
kota yang menurut saya tidak bisa mengelola kota yang hanya sekecil ini.
Sudahlah! Kita kembali ke laptop!!! Singkat cerita, kami
sudah tiba di Umbul Ponggok. Tempatnya yang tepat di tepi jalan dan cukup
banyak kerumunan kendaraan, mobil dan motor pengunjung yang parkir di kanan kiri jalan, jadi cukup mudah untuk ditemukan. Pertama
kali kami lihat sumber mata air lokal yang di komersialkan ini sempat kecewa.
Bahkan kami pun sempat bertanya ke tukang parkir alternatif wisata air lain di
Klaten, seperti Janti dan Cokro Tulung. Tetapi mas parkir tersebut meyakinkan
kami untuk mencoba dulu. Katanya pemandangan bawah airnya bagus.
Akhirnya kami pun memutuskan untuk masuk, karena memang
sudah sampai tujuan, sayang kalau pergi ke tujuan lain atau pulang lagi.
Walaupun seharusnya sudah masuk musim hujan, tapi cuaca hari itu cukup terik.
Kami pun memilih sisi kolam yang cukup rindang dibawah pepohonan Gayam
diseberang kolam sebelah kiri. Kami juga sengaja memilih area yang belum ramai di
tempati orang. Walapun hari itu hari Jum'at sudah ada beberapa pengunjung. Kata pak Sentot, penyedia jasa penyewaan alat snorkling, kalau hari Sabtu dan Minggu, Umbul Ponggok dipadati pengunjung.
Setelah dirasa mendapatkan tempat yang cukup nyaman, kami
nego ke penyedia jasa penyewaan perklengkapan snorkelling. Kami pun setuju dengan
harga yang ditawarkan. Harganya pun tidak terlalu mahal (untuk daftar harga
sewa silakan cek dibawah). Satu temanku, Fety, main masuk air saja, anak ini
memang yang paling pemberani di antara kami. Ga mau kalah sama Fety, setelah
pemanasan sebentar saya pun nyusul dengan perlengakapan snorkelling yang cukup
lengkap, jaket pelampung, kacamata dan snorkel, dan kaki katak, disusul teman-teman
lain. “Sudah berasa Nadine Candrawinata dech semua”, kata salah satu teman
saya, Vivi.
Ayo gek nyemplung - Umbul Pmggok |
Airnya jernih - Umbul Ponggok |
Fety, Vivi dan saya - Umbul Ponggok |
Brrrrrrrrrrr, sekali nyemplung, gilaaaaa airnya dingin
banget, padahal cuaca cukup terik. Sampai-sampai temenku, Icha baru kaki aja yang
nyemplung, sesaat sudah menggigil. Ahhh
hajar saja. Kalau ga gerak memang semakin dingin jadinya.
Well, setelah ber-snorkelling ria, we feel so bad as we
underestimate before. Ya walaupun ga sebagus Karimun Jawa, pemandangan bawah
air tidak mengecewakan bagi kaum amatir seperti kami dengan adanya beberapa jenis ikan air tawar, seperti bawal dan
koi dan bebatuan di dasar air. Menurut pak Sentot, penyedia jasa perlengkapan snorkelling, sebagian besar ikan-ikan
tersebut sudah ada dari masa kecil beliau dan berenang sendiri dari hilir ke
hulu sesuai naluri ikan menuju ke sumber mata air. Memang saja di hilir adalah
pusat perkembang biakan. Untuk ikan koi yang berwarna-warni memang sengaja
ditambahkan untuk keindahan umbul. Apa tidak amis? Jawabnya tidak sama sekali,
karena memang dibawah kolam terdapat puluhan sumber mata air, terlihat waktu saya
snorkelling, sumber-sembur mata air tersebut ikut menyemburkan pasir
disekitarnya, bahkan ada yang sampai 2 atau 3 meter dari dasar air. Jadi
bener-bener fresh airnya, karena airnya besirkulasi. Sebenarnya agak takut melihat pemandangan aneh seperti itu, tapi
rasa penasaran mengalahkan.
Narsis bareng ikan - Umbul Ponggok |
It's show time! - Umbul Ponggok |
Fety, the brave one - Umbul Ponggok |
Menurut informasi pak Sentot yang baik hati dan ramah,
ketinggian air ga berkurang walau di musim kemarau. Namun memang kalau di waktu
hujan deras, air buangan tidak bisa keluar dengan baik, karena ketinggian air di hilir sama atau bahkan lebih
tinggi, dan akhirnya ketinggian air di umbul bertambah.
Karena memang Umbul Ponggok berada di sekitaran pemikiman
warga, jangan mengharapkan pemandangan yang Wahhh. Tapi beberapa pohon Gayam
dan satu pohon Bibis yang terhitung cukup besar di sekitaraan Umbul Ponggok,
sedikit mempercantik pemandangan sekitar. Untuk kebersihan, lumayanlah karena
memang sesekali ada petugas yang membersihkan. Tetapi untuk toilet umum nya,
mungkin harus disediakan tempat samapah per kamar mandinya. Hmm kesadaran
pengujung masih kurang, masih banyak yang buang bungkus shampoo dan sabun mandi
di lantai kamar mandi. Padahal di luar kamar mandi sudah disediakan tempat sampah. Bawa
sampah sendiri bentar keluar kenapa sih, berasa bawa dosa kali ya, berat banget
rasanya.
Hmmm, kalau ngomongin sampah ga kelar-kelar nanti, Yo uwis, kita bahas gimana cara menuju ke
Umbul Ponggok saja. Ga ada sama sekali public transportasi kesini, jadi bawa
kendaraan pribadi ya. Untuk arahnya? Nich saya kasih!
Arah ke Umbul Ponggok
Jalan menuju Umbul Ponggok cukup mudah. Jalannya pun keadaannya
beraspal bagus. Dari arah GOR (Gedung Olah Raga) Gelarsena Kota Klaten lurus ke
arah utara ikuti jalan lokal Karanganom-Polanharjo. Dari arah Yogyakarta –
Klaten, GOR Gelarsena ada disebelah kiri jalan, sedangkan dari arah Surakarta-Klaten,
GOR ada disebelah kanan jalan. Kira-kira 12 kilometer dari GOR, Umbul Ponggok tepat di tepi jalan sebelah kiri. Tempatnya cukup mudah terlihat dengan
tulisan Umbul Ponggok di dinding pembatas tepi jalan dan pohon Bibis yang cukup
tinggi. Kolam sumber airnya pun jelas terlihat dari jalan raya.
Berikut Google Maps dari GOR Gelarsena Klaten ke Umbul Ponggok
Google Maps dari GOR Gelarsena Klaten ke Umbul Ponggok |
Tampilan Google Maps ke Umbul Ponggok yang lebih luas |
HTM dan Harga Sewa Perlengkapan Snorkelling
Berikut daftar harga tiket masuk dan harga sewa perlengkapan
snorkelling yang penggunaanya selama yang kamu mau, alias sak jelehmu, alias tidak dibatasi waktu sewa. Harga-harga tersebut
berlaku sama di semua penyedia jasa persewaan, karena memang sudah di
musyarahkan dan ditetapkan oleh kelompok masyarakat desa. Dan untuk HTM tidak
berubah walaupun di akhir pekan (sabtu dam minggu).
Pak Sentot, penyedia jasa penyewaan alat snorkelling - Umbul Ponggok |
Harga Tiket Masuk :
RP. 5.000,-
Sewa Jaket
Pelampung : Rp. 5.000,-
Sewa Kaki
Katak : Rp. 5.000,-
Sewa
Kacamata & Snorkel : Rp. 10.000,-
Sewa Sarung
Hp Anti Air : Rp. 15.000,-
Sewa Kamera Bawah
Air : Rp. 60.000,- (per ½ jam),
atau Rp. 100.000,- (untuk 1 jam)
Harga sewa Kamera Underwater sudah termasuk operator photo-nya.
Oh iya, jangan lupa bawa flashdick ya
untuk simpan photo-photo cantik bawah
airnya.
Sat lagi, untuk yang habis berenag kelaparan and kedinginan,
disana banyak warung jajanan yang dikelola warga sekitar, dari soto sampai
gorengan, dari mie goreng telur sampai pop mie, dari yang hangat saja samapi zupah hot, ada! Harga super duper
terjangkau kog.
Well, that’s it for Umbul
Ponggok article. Tunggu artikel-artikel lainya ya. Satu pesan saya. RESPECT
NATURE!!!!!