Akhirnya, balik ke Klaten lagi setelah beberapa bulan di
Pandaan, Jawa Timur. Sudah beberapa hari bolak-balik Klaten-Jogja membahas project kecil saya bersama beberapa
teman, tapi banyak main-nya sih. Sering pulang malam, tak jarang juga stay over di kontrakan temen. Pagi itu,
19 September 2014, mentari menyapa, saatnya buka mata. Dua anak manusia, saya
dan teman saya, yang punya pemikiran yang sama “Mbolang” alias “It’s an advanture time”. Sebagai bentuk
hadiah untuk diri sendiri, mengapa tidak? Tapi kemana? Terpikir satu photo
keren temen yang di upload di salah satu media sosial dengan gaya
bergelantungan diatas ketinggian yang ga
ketulungan dan tertulis nama Kalibiru. Tanpa pikir panjang dan memutuskan “trabas!”.
We have no idea where
Kalibiru is? And what water is that as the background of the picture? Berbekal
googling search, googling map, dan GPS, kami berangkat. Saya ketik Kalibiru di
pencarian google map di hand-phone saya, dan disana sudah ada pilihan paling
atas “Wisata Alam Hutan Kemasyarakatan Kalibiru”. Sepertinya tempat ini memang
baru menjadi incaran. Tak sabar rasanya. Teman-teman satu kontrakan dari
Kangean yang tadinya akan berangkat ke candi Prambanan pun menunda rencana
sebelumnya dan ikut bergabung bersama kami.
Teman saya, Vivi dan saya |
Arah ke Kalibiru dari
Yogyakarta
Akirnya kami bertujuh berangkat dari kontrakan kami, Condong
Catur Yogyakarta ke Kalibiru Kulonprogo. Kami mengambil arah Ringroad Utara,
bukan arah tengah kota yang sebenarnya lebih dekat karena kami menghindari
aktifitas lalu lintas yang kemungkinan lebih padat. Berikut jalur yang kami lalui:
Jalan Affandi
(Gejayan) – Ring Road Utara – Jalan Wates/Purworejo – Terminal Wates ke kanan –
Pertigaan pertama setelah mini market WS ke kiri – Setelah palang kereta api ke
kiri – Ikuti jalur beraspal – Pertigaan belok kiri (Penunjuk arah ke Waduk
Sremo) – Pertigaan tugu kecil ke kanan (bukan ke kiri kearah waduk Sremo) –
Setelah jembatah belok kiri turunan (Penunjuk arah warna biru tidak terlalu
besar ke Kalibiru) – ikuti penunjuk arah ke Kalibiru di jalur aspal kecil tersebut - Kalibiru
Tampilan Google Map ke Kalibiru |
Medan Jalan ke
Kalibiru
Medan jalan dari Yogyakarta ke Kalibiru tidak begitu berat.
Malah bisa dibilang mulus-mulus saja. Hanya saja nanti kalau sudah mendekati
area wisata, yaitu sehabis jembatan belok ke kiri dan ada turunan (setelah
penunjuk jalan Kalibiru) medan mulai naik turun. Disarankan pengemudi yang
sudah mahir yang menyetir. Tanjakan lumayan tinggi, dan turunan lumayan curam
khusunya arah balik atau ke arah waduk sremonya. Tidak begitu panjang medan
krusialnya sih, tapi rem harus bener-bener cakram. Safety first berohh!
Harga Tiket Masuk Wisata
Kalibiru
Karena wisata Kalibiru masih dikelola secara swadaya dan
swakarya oleh kelompok masyarakat setempat, HTM wisata Kalibiru masih tergolong
murah, hanya Rp. 3.000,- saja. HTM segitu bukan murah lagi namanya, tetapi
murah banget kalau dibandingin dengan pemandangan yang disuguhkan. Wow, itu benar-benar
luar biasa. Untuk wahana flying fox dan jembatan gantung di hargai Rp. 25.000,-.
Sedangkan untuk naik ke papan kayu diatas pohon saja yang menjadi spot favorite
untuk ambil photo dengan background waduk Sremo cukup merogoh gocek Rp.
10.000,-. Oh iya satu lagi, sisain duit buat parkir Rp.2.000,-.
Dibalik Spot Favorite
Kalibiru
Spot yang diburu para travellers di Kalibiru pasti papan
kayu yang dipasang diatas ketinggian yang luar biasa (dilihat dari photo-photo
travellers) dengan background air waduk Sremo. Kalau dilihat dari picture-nya
sih seolah-olah si traveler ini bener-bener di atas puncak salah satu pohon
tertinggi di area itu. Sebelum kesana saya juga bayangin kalau untuk menaiki
rumah pohon terbuka itu pasti butuh ratusan anak tangga kayu. Bener-bener
tinggi gila. Karena memang background dibawah-nya langsung dataran rendah hutan
area waduk Sremo. Lagi-lagi saya ingatkan pikiran itu datang kalau hanya lihat photo-nya
lho ya. Tetapi tahu ga sih, kalau
bayangan diatas tadi salah (paling ga
ekspetasi saya). Setelah kesana, ga ada yang namanya ratusan anak tangga,
yang ada hanya 20-an anak tangga untuk mencapai papan kayu itu. Terus kenapa
bisa kesan-nya seolah-olah tinggi begitu? Tentu saja bisa, karena memang wisata
Kalibiru ini diatas perbukitan yang menghadap view waduk Sremo. Jadi sebenarnya pohon yang menjadi spot photo
favorite itu ada di bibir jurang dari bukit Kalibiru. Untuk spot pengambil
photonya ada di tanah bukit yang sedikit lebih tinggi lagi.
Spot Favorite Kalibiru |
Well, it wasn’t like
what I expected. But, I guarantee you. Kamu ga bakal kehilangan yang namanya
fun. Yakin deh, adrenalin otomatis
muncak pas ongkang-ongkang di atas
pohon, apalagi pas angin lewat seliweran. Haha, beruntung banget kamu, copot
copot dech tu jantung. Digoyang mang!! Pohon ke kanan kiri ditiup angin. Jangan
lupan cobain yang bediri dipojok papan kayu, lepas kedua tangan, jatuhin badan
ke arah jurang, biarin tali pengaman yang peganging badan kamu. Dan itu rasanya
bener-bener Aaarrgggghhh. Banyak lho yang nyerah ga berani dan mending turun. Ada juga yang kaku badan-nya karena
setengah hati nglepasin badan. Dan ga
jarang para travellers tersebut cowok. Ops!!! Ya siap-siap saja diteriaki
Huuuuuuu!!! Hehe.
Oh ya, kunjungan kali ini wahana flying fox sama hanging
bridge nya pas tutup. Karena ada acara desa katanya. Sayang!
Lumayan deg-deg'an nich, mulut komat-kamit baca do'a |
Pondok Penginapan
Kalibiru
Di kawasan wisata alam Kalibiru disediakan beberapa pondok
untuk menginap yang disewakan. Tetapi fasilitas yang disediakan hanya kamar
mandi dan tikar saja. Untuk alas tidur yang nyaman, bantal, dan yang lain
sebagainya silahkan bawa sendiri ya. Kata pengelola, biasanya pendok penginapan
ramai kalau pas tahun baru.
Waduk Sremo
Kamu yang habis dari Kalibiru, sayang banget kalau kamu langsung
balik gitu saja. Ga penasaran sama
yang jadi background photo kamu? A.k.a waduk Sremo? Kamu yang habis dari
Kalibiru bisa langsung ke waduk Sremo dengan cara turun lansung, yaitu ke arah
kiri dari parkiran motor. Jalan-nya gampang ikuti jalan aspal saja. Sedikit
turun nanti sudah ada penunjuk-nya. Yang saya suka dari waduk ini, ga ada sama sekali yang nama-nya tambak
ikan. Jadi waduk terlihat bersih. Tapi sayangnya kapal-kapal yang disediakan
untuk wisatawan hanya berlabuh diam di bibir beton waduk. Sepi tak berpenumpang.
Dermaga waduk pun hanya didiami beberapa petugas. Entah karena bukan hari sabtu
minggu (kami kesana hari jum’at) atau memang waduk Sremo sudah tak seramai masa
jaya-nya dulu. Kenapa saya bisa bilang masa jayanya, terlihat dari banyaknya
warung yang sudah tutup dan luasnya lahan parkir yang disediakan. Semoga wisata
air waduk Sremo bisa dihidupkan kembali. Fingers crossed.
That’s it my exploration in Kalibiru Kulon Progo. Pesan
untuk kali ini: Ayo keluar! Lihat dunia! Banyak kejutan disana!
Viewnya keren, kali biru udah jadi wisata kalibiru jd favorit karena efek social media . :D salam kenal mbak
BalasHapuswisata alam kalibiru pemandangannya emang keren mbak
BalasHapusWisata Alam Kalibiru memang tempat yang keren untuk didatangi. kapan - kapan pengen lah ke sini lagi. :)
BalasHapus