8 Januari 2014

Sampah! Pernah Sekolah?

Sore itu, sehabis mengantar beberapa teman di bandara Jogja untuk balik ke Jambi dan negeri Merlion, aku pulang ke rumah, Klaten. Aku putuskan untuk naik public transportation saja, karena aku pikir sayang ongkosnya kalau pakai taksi lagi kalau cuman sendiri. Jarang memang, karena biasanya aku naik motor kesehariannya. Dari bandara naik bus Trans Jogja turun di depan pasar Prambanan. Bus Rapid Transit ber-AC yang di-launched tahun 2008 ini (kalau tidah salah), kondisinya sudah ga begitu baik lagi. Masih sih ber-AC tapi ko ga dingin ya dan beberapa kursi tampak sudah rusak. Hmm, semoga cepat di-regenerasi ya.

Turun dari bus Trans Jogja, aku harus naik bus jurusan Jogja-Solo. Bus antar kota. Dari aku kecil sih belum pernah lihat bus ini cantik. Kalaupun ada luarnya lumayan, dalemnya ataupun mesinya menyedihkan, kreot! kreot! kreot! Hmm sedih memang. Setelah nunggu berdiri beberapa menit, ada salah satu dari gerombolan pengamen muda bilang, "Mbak, duduk aja dulu, masih lama ko datengnya." Aku senyumin dan bilang "oh iya" dan ga lupa terima kasih. Hmm, masih banyak orang baik ternyata, gumamku. Akhirnya bus datang. Keliatan dari jauh beberapa bagian cat bus-nya mengelupas, ternyata belum berubah! Bus mendekat, dan wowwww, aku liat di dalam bus sudah penuh sesak, desak-desakan berdiri. Maklum musim liburan Natal dan Tahun Baru-an. Tapi bus masih saja berhenti, kernet bus teriak, "Naik mas, mbak! Masih muat! Masih muat!" Gila tu kernet, mau bikin kita-kita jadi pepes di dalam? Dan hebatnya lagi, masih aja ada beberapa calon penumpang naik itu bus. Kalau aku, no way! Give up dech. Mending nunggu bus lainnya. Bus pun berlalu pelan dengan suara mesin-nya yang berat, kepenuhan!

Tiga bus selanjutnya, masih dengan kondisi yang sama. Dan akhirnya bus yang kelima, agak mendingan. Aku liat ada space di antara para penumpang yang berdiri. Jeeyyyy!!! Gapapa lah berdiri, yang penting ga kegencet-gencet. Selang beberapa menit, penumpang yang duduk disebelahku turun, nasib baik dapat kursi. Dua penumpang disebelahku cowok dan cewek. Ga bermaksud nguping, kayaknya si cowok ini habis ngajak ceweknya jalan-jalan dari Jogja. Pegangan tangan teros. Welah, so sweet!

Sesaat, ada penjual permen, mereka beli, akupun juga. Aku lihat si cowok buka bungkusan permenya buat si cewek. Wahh, aku masih salut tuh. Tapi kok, Werr! Werrr! Dengan santainya dia buang bekas bungkusan permen sembarangan di lantai bus. Ihhh, mulai dech 'ilfil'-nya. Aku berdehem, sengaja biar mereka notice. Aku buka bungkusan permenku dan sengaja agak aku angkat tinggi-tinggi. Aku makan permenya. Aku berdehem lagi aku taruh bekas bungkusan permen ke dalan tas-ku. Mereka sih kayaknya lihat. Si cowok buka lagi satu bungkus permenya, kayaknya sih buat dia sendiri. Berharap dia ga buang bungkus-nya sembarangan lagi. Tapi!!! Werrr! Weerrr! Huhuhu kok masih aja.

Geram rasanya. Akhirnya jurus kedua aku luncurkan. Aku tanya ke dia,
Aku: "Hmmm, ceweknya ya mas? Cantik. Habis jalan-jalan ya?"
Dia: "Iya mbak. Muter-muter Jogja tadi."
Aku: "Oww, mas-nya SEKOLAH?"
Dia: "Engga mbak, udah kerja."
Aku: "Owwwwww, GA SEKOLAH? PANTESAN BUANG SAMPAH SEMBARANGAN!"
Dia: (Diam seribu bahasa sambil ceweknya cubit-cubit ke dia).

Iya sih cuman bungkus permen, kecil, ga seberapa dibanding sampah-sampah lain. Bukan gede kecilnya sampah. Sampah ya sampah! Attitude salah harus dirubah. Sekecil apapun itu. Kalau engga kapan berubahnya ini negeri. Ingat sekali kata-kata teman-teman ku yang asalnya dari negara tentangga yang terkenal super bersih itu.

Bukanya perubahan itu dimulai dari hal-hal kecil?  Kapan berubah negeri ini?

2 komentar:

  1. aiihh, aq pengen diseneni mama ratih :P

    BalasHapus
  2. Anak baik ga boleh nakal ya! Ga boleh buang sampah sembarangan! ^_^

    BalasHapus